SGtC Sambangi UPN Veteran Jogja

[IMG:img-3385-edit.jpeg]

Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat, melalui divisi Young Readers Indonesia (YRI), mengajak mahasiswa menyelami beragam karir di industri media cetak dalam rangkaian acara SPS Goes to Campus (SGtC) yang diselenggarakan Rabu (15/10/2014). Kali ini kampus yang disambangi adalah Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Jogjakarta.

Seperti di kampus lainnya, SGtC di kampus Veteran Jogja, juga dikemas dalam bentuk talkshow dan workshop. Talkshow bertajuk “Buka Mata Mari Bekerja di Media” menghadirkan dua orang pembicara, yakni Trias Kuncahyono, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas dan Esti Susilarti, Redaktur Senior Harian Kedaulatan Rakyat. Sementara workshop bagi pers mahasiswa disampaikan oleh Agung, Redaktur Harian Kedaulatan Rakyat.

Direktur Eksekutif SPS Pusat, Asmono Wikan, membuka acara serta menyampaikan pengantar dan ice breaking di depan 180 mahasiswa dari berbagai kampus di Jogjakarta. Asmono memperkenalkan secara singkat industri media cetak dan berbagai peluang karir yang ada di dalamnya. “Berkarir di media kini tidak terbatas hanya sebagai wartawan, pilihan posisi lain juga terbuka mulai dari Account Executive (AE), marketing communication, periset, hingga bagian sirkulasi,” ujarnya.

Pada sesi talkshow, Esti Susilarti, Redaktur Senior Harian Kedaulatan Rakyat, berbagi pengalaman selama puluhan tahun menjadi wartawan. Ia menceritakan pengalamannya serunya bekerja di media. Meski profesi wartawan dianggap oleh banyak orang penuh tekanan. Namun, bagi Esti, justru di sanalah ia menemukan panggilan jiwa dan passion-nya. “Profesi sebagai wartawanlah yang membuat saya bahagia,” tutur Esti.

Esti melanjutkan, bagi mahasiswa yang tertarik menjadi wartawan media cetak, skill utama yang harus diasah sejak dini adalah menulis. Satu hal yang pasti, berlatih dan membiasakan diri menulis akan meningkatkan kemampuan menulis. “Karakter tulisan jurnalistik akan muncul seiring perkembangan penulis itu sendiri, semakin tinggi jam terbangnya, semakin mahir dan berkarakter tulisannya,” kata Esti.

Sementara itu Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Trias Kuncahyono, mengatakan media cetak akan terus berkembang. Harian Kompas, misalnya, menganggap kemajuan teknologi sebagai peluang untuk terus mengembangkan berbagai platform. Kini, dengan konvergensi media, Harian Kompas juga diintegrasikan dengan medium digital dan multimedia.  

Bagi Trias, di tengah era konvergensi, yang harus disiapkan justru sumber daya manusianya, yakni para mahasiswa yang kelak akan menjadi wartawan. Ia bercerita menjadi seorang wartawan harus siap bekerja di industri media yang sudah terkonvergensi dalam berbagai platform baik cetak, online, maupun multimedia.

Penulis sejumlah buku bertema Timur Tengah ini, berbagi pendapat soal produktifitas menulis. Menurutnya hal tersulit bagi seorang penulis adalah memulai kalimat awal. Setelah kalimat awal ditemukan, selebihnya cerita akan mengalir. “Yang paling sulit dalam menulis adalah membuat kata pertama,” tuturnya. ***